Globalisasi diartikan sebagai proses menghasilkan dunia tunggal.
Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling ketergantungan disemua aspek
kehidupan ; politik, ekonomi, dan budaya. Globalisasi di bidang politik dapat
dilihat dari adanya kesatuan supranasional dengan berbagai cakupan blok politik
dan militer (NATO), organisasi berskala international (PBB) dan juga terdapat
pula bagian elementer tatanan pemerintahan dunia, tatkala fungsi kekuasaan
tertentu dilaksanakan oleh badan berwenang supranasional (parlemen eropa,
mahkamah internasional, interpol) dan juga terjadi homogenisasi politik.
Globalisasi ekonomi adanya peningkatan peran koordinasi dan integrasi
supranasional (EFTA,EC,OPEC). Perjanjian kerjasama ekonomi regional dan dunia,
pembagian kerja dunia, peningkatan peran kerjasama multinasional
Globalisasi bidang budaya terlihat kemajuan menuju keseragaman, peran
media dalam mengubah dunia menjadi sebuah dusun global. Aliran barang konsumsi
serupa menjangkau seluruh penduduk dunia, pergerakan penduduk, dan munculnya bahasa
global yaitu bahasa inggris. Globalisasi dapat dilihat sebagai penyatuan
kebudayaan-kebudayaan berbeda ke dalam budaya tunggal (monoculture), akan
tetapi sekaligus juga penguatan budaya-budaya local (heteroculture).
Globalisasi adalah pluralitas dalam kesatuan ; heterogenitas dalam homogenitas
; penganekaragaman dalam penyeragaman.
Globalisasi adalah proses meluasnya pengaruh kapitalisme dan system
demokrasi liberal, yang menggiring ke arah homogenisasi budaya yang menyebabkan
tiap tempat termasuk lingkungan urban tampak sama dan seragam. Mc Donnald’s
adalah symbol utama homogenisasi budaya yang menjadi ikon dari budaya global
dan budaya urban sekaligus yang membangun kesatuan budaya global –monoculture.
Globalisasi adalah proses pertukaran yang kompleks di antara berbagai
sumber kebudayaan yang berbeda, yang didalamnya ada proses negoisasi,
penyaringan, pemilihan, seleksi dan pengkombinasian elemen-elemen cultural
berbeda dalam rangka pengkayaan budaya.
Dampak dari
globalisasi yang cukup menonjol adalah kawasan antar kultur bangsa”seolah-olah
telah melebur menjadi kultur dunia(global)” menurut Cochrane dan Pain yakni
menglobalnya batas-batas kultural antar bangsa di berbagai kawasan dunia
tersebut diistilahkan sebagai bentuk globalisasi yakni munculnya sebuah sistem
ekonomi dan budaya global yang membuat manusia diseluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.
Cohen dan Kennedy berpendapat bahwa
globalisasi dipahami sebagai seperangkat transformasi yang saling memperkuat
dunia yang meliputi hal-hal berikut :
a. Perubahan
dalam konsep ruang dan waktu
b. Pasar
dan produksi ekonomi di negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat
dari pertumbuhan perdagangan
c. Peningkatan
interaksi kultural melalui media massa
d. Meningkatnya
masalah bersama, diantaranya ;
-
Banyak negara berkembang semakin menyadari bahwa
keputusan ekonomi yang diambil berkaitan erat dengan gaya hidup, kegemaran
-
Kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan
negara dunia ketiga tidak luput pula andil dari kebijakan ekonomi dari negara
industri maju. Globalisasi ekonomi telah menciptakan sistem dunia baru yang
tidak lain adalah eksploitasi yang dikemas dalam bentuk kolonialisme baru yang
lazim disebut neokolonialisme.
-
Masuknya semua virus patogen yang berasal dari
luar negeri seperti HIV, SARS, Virus H5N1
-
Persoalan teroris menjadi global dan
mengakibatkan lahirnya jaringan teroris di seluruh penjuru dunia.
Teori Marxian mengarahkan pandangannya bahwa satu dari kekuatan-kekuatan
pendorong utama dibelakang globalisasi kebutuhan perusahaan untuk
memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan yang semakin meningkat
melalui imperialsme yang semakin lama semakin menjauh dari jangkauan. Menurut
teori ini kebutuhan bagi (terutama) perusahaan Amerika untuk menunjukkan
keuntungan-keuntungan yang semakin bertambah dan menunjukkan kebutuhan
pendukung dari Amerika Serikat dan institusi-institusi Amerika untuk
mendesakkan hegemoni budaya yang semakin meningkat, menjadi inti globalisasi.
Teori Weberian menekankan ketersediaan yang semakin bertambah dari
struktur-struktur yang di rasionalisasi dan kontrol mereka yang semakin meningkat atas
orang-orang diseluruh dunia, khusunya dalam bidang konsumsi. Teori Weberian
membiasakan kita pada penyebaran global dari struktur-struktur rasional ini
yang memiliki sebuah kecenderungan untuk mereplikasi diri mereka ke seluruh
dunia dan negara-negara yang tidak memilikinya.
Sumber Kutipan :
- Yasraf : Dunia yang dilipat
- Nanang Martono : Sosiologi Perubahan Sosial
- Elly & Usman Kolip : Pengantar Sosiologi
0 komentar:
Posting Komentar